Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Dr. Lalu Hendry Yujana,S.E., Ak., M.M., Kepala Kanwil X DJKN Surabaya dengan didampingi Kepala Bagian Umum, para Kepala Bidang, dan staf melaksanakan acara safari Ramadhan di KPKNL Pamekasan dengan tema " Puasa Ramadhan : Tarbiyah Untuk Meningkatkan Kualitas Amalan Syariat Dan Hakekat Untuk Mencapai Kualitas Pegawai DJKN Yang Diharapkan”. Acara yang dilaksanakan pada hari Senin (06/08) tersebut merupakan Safari Ramadhan yang ke-empat setelah di KPKNL Surabaya, KPKNL Sidoarjo, dan KPKNL Madiun.Kepala KPKNL Pamekasan, Siswanto selaku tuan rumah menyampaikan selamat datang kepada Kakanwil beserta para pejabat eselon III di KPKNL Pamekasan. Beliau merasa senang dan bangga meskipun KPKNL di Jawa Timur yang berada di luar pulau jawa, Kakanwil dalam waktu yang begitu padat masih menyempatkan diri mengunjungi KPKNL Pamekasan untuk memberikan wejangan dan arahan. “ Dengan kehadiran Pak Kakanwil disini diharapkan dapat menambah motivasi teman-teman untuk lebih giat bekerja. Sehubungan dengan bulan suci Ramadhan yang penuh dengan berkah, kami disini membutuhkan wejangan-wejangan dan arahan Pak Kanwil sebagai motivasi untuk memacu semangat bekerja agar bisa memberikan yang terbaik dan optimal,” harapnya.Dalam ceramah tersebut, Kakanwil menyampaikan bahwa acara Safari Ramadhan dilaksanakan agar semuanya bisa memperoleh manfaat dan kebaikan. Beliau menegaskan bahwa dalam beragama, kita semua harus melaksanakannya secara total lahir bathin (kaffah), menyeluruh, dan sungguh-sungguh, dan tidak boleh parsial. Untuk berhubungan dengan Allah harus dengan menggunakan mata bathin/hati (sesuai QS: AZ-Zumar ayat 22). Beliau menyampaikan bahwa di dalam diri manusia terdiri dari unsur lahir dan bathin. “ Allah Ridho di bulan Ramadhan memberikan kita rahmat di sepuluh hari pertama rahmat, Allah Ridhlo memberikan ampunan disepuluh hari kedua, dan Allah Ridho membebaskan kita dari api neraka di sepuluh hari ketiga. Saat ini kita berada di hari ketujuhbelas yang merupakan sepuluh hari yang kedua yang penuh dengan ampunan. Oleh karena itu kita harus sebanyak mungkin meminta ampunan dan bertobat kepada Allah,” paparnya.Dari uraian yang disampaikan Kakanwil, terdapat beberapa outcome dari pelaksanaan ibadah puasa, yaitu agar kita semua menjadi bertaqwa, menjadi insan yang selalu bersyukur, dan menjadi manusia yang benar. Untuk mewujudkan outcomes tersebut tidaklah gampang karena harus dipenuhi beberapa syarat agar puasa yang dijalani menjadi berkualitas. Puasa yang berkualitas harus dilaksanakan secara syariat dan hakekat. Beberapa syarat agar puasa berkualitas antara lain :
1.Niat dan ikhlas
2.Ikhsan
3.Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa
4.Meninggalkan hal-hal yang membuat puasa sia-sia
5.Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat
6.Mempuasakan hati, pikiran, dan organ tubuh
7.Memperbanyak amal shalih selama ramadhanSelain beberapa syarat tersebut diatas, dalam pelaksanaan ibdah puasa harus dilaksanakan secara total, lahir dan batin. Hal ini sesuai dengan penjelasan Surat Al-Luqman ayat 20 dimana manusia terdiri dari unsur yang kasar (jasad manusia) dan yang halus ( ruh manusia). Dalam jasad manusia yang kasar terdapat diri zhohir sedangkan dalam ruh manusia terdapat yang disebut diri bathin/hati. Aktivitas yang dilakukan diri zhohir (jasad kasar) dalam melaksanakan amalan dinamakan amalan syariat dan aktivitas yang dilakukan oleh diri bathin (ruh manusia) dinamakan amalan hakekat. “ Kebanyakan umat manusia menjalani hanya amalan syariat saja. Ingat... puasa yang berkualitas adalah puasa yang dijalani dengan amalan syariat dan hakekat. Saya minta semua pegawai DJKN terutama di KPKNL Pamekasan ini bekerja dengan spirit amalan syariat dan amalan hakekat. Begitu juga dengan Values Kementerian Keuangan tidak hanya dibicarakan saja, namun agar menancap dan terpatri kuat dalam hati harus dilandasi dengan amalan syariat dan amalan hakekat,” ujarnyaAmalan syariat dibagi dalam qauli (yang berhubungan dengan ucapan lidah) dan fiqli (dalam bentuk perbuatan anggota tubuh). Amalan syariat yang berupa qauli dan fiqli mudah ditiru dan diikuti dari apa yang telah dicontohkan oleh Rasullulah. Sedangkan untuk amalan hakekat, sangat sulit untuk memahami bathin Rasullulah karena itu dibutuhkan ilmu dan metode khusus. “ sesuai dengan Surat AZ-Zumar ayat 22, Allah telah berfirman bahwa yang dinilai adalah bathin/hati manusia karena cahaya Allah berada di dalam hati manusia,” terangnya.Setiap pelaksanaan amalan harus memenuhi unsur hakekat, qauli, dan fiqli. Amalan syariat tanpa hakekat adalah kosong/sia-sia/jasad tanpa ruh sedangkan amalan hakekat tanpa syariat tidak sah/bernyawa tanpa tubuh. “ saya disini mengajak anda semua naik kelas dari amalan syariat yang paripurna menuju amalan hakekat. Karena tanpa kedua amalan ini tidak mungkin Values Kementerian Keuangan jalan karena hanya akan berhenti diucapan saja. Saat ini banyak ucapan dan perbuatan jalan tanpa dilandasi dengan hati/bathin,”pintanya.Di akhir ceramah tersebut Kakanwil mengajak kepada semua pegawai yang hadir untuk bersama-sama secara syariat dan hakekat membangun Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bebas Korupsi (sesuai dengan SE-16/MK.1/2012). Sebagai bentuk nyata untuk mewujudkan hal tersebut, di Kanwil X DJKN telah dilaksanakan penandatanganan Pakta Integritas oleh Eselon III (termasuk Kepala KPKNL), eselon IV, dan pelakasana. “ Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bebas Korupasi saat ini hanya ada di Kemeterian Kesehatan. Untuk itu mulai sekarang saya mengajak anda semua untuk membangunnya. Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bebas Korupasi merupakan amanat dari INPRES Nomor 5 tahun 2004 tentang program percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia,” ujarnya